Rabu, 04 April 2012

MALING BENSIN VS MALING SENDAL



"JAHATAN MANA, MALING BENSIN VS MALING SENDAL..!?"

   Sepertinya pemerintah hingga detik ini masih saja menjual "citra santun" daripada menegakkan hukum. Hukum terasa begitu tegas dan jahat bagi rakyat, namun tidak bagi para penguasa (semua masih bisa diatur..)
   Drama "subsidi BBM" sebenarnya terlalu jelas menunjukkan sikap pemerintah yang tidak tegas dan cenderung terlalu "menjaga santun" justru kepada pelanggar pengguna bbm bersubsidi khususnya dari kalangan "berduit" Apa yang mereka sebut pemberian subsidi hanya menguntungkan pihak yang tidak berhak sebenarnya seolah memberikan asumsi, bahwa maksud pemerintah adalah baik. Namun menjadi "tidak benar" ketika implementasi di lapangan tidak menunjukkan demikian.
   Apa susahnya membuat peraturan yang tegas dan resmi tentang kriteria-kriteria pengguna ber/non subsidi, berikut sanksi-sanksinya? Kalau boleh berpikir lebih arif, sebenarnya mereka tidak lebih baik dari "maling ayam ataupun sendal". Kalau dampak yang ditimbulkan para pelanggar tersebut memang membuat kerugian negara sedemikian rupa, kenapa sikap pemerintah seolah "ragu dan takut", apa yang sebenarnya sedang mereka lindungi.. benarkah untuk kepentingan rakyat..!!?? 

1 komentar:

  1. santun bukannya tidak perlu, tapi lebih penting implementasinya.. kalo korupsinya yang santun yah tambah manyun..!!

    BalasHapus

Monggo..